Pengalaman Kerja Kreatif di Indakascrapbook


Image result for scrapbook
Sumber : https://altenew.com/collections/our-family-scrapbook-collection


"Enak ya kerja cuma gunting-gunting kertas aja dibayar"
"Emang kamu digaji berapa kerja kayak begitu?"
"Berarti kamu kerjanya kayak buruh gitu ya?"

Dan masih banyak lagi pertanyaan demi pertanyaan seputar pekerjaan pertamaku ini. Nggak bisa dipungkiri kalau masih banyak orang yang memandang sebelah mata. Namun kalau kamu masih ingin tahu kenapa aku bangga pernah punya pengalaman di sini, mari aku ceritakan di bawah ini.

Sejak SMA, sudah banyak temanku tahu kalau aku memang suka dengan dunia kreatif. Salah satunya mereka tahu karena aku ikut BRAVO, yaitu ekstrakulikuler yang membahas tentang jurnalistik. Kegiatannya cukup banyak mulai dari bikin majalah sekolah, mading, sampai bikin serta ikut lomba di luar Malang. Namun lama -kelamaan hal yang paling jadi favoritku adalah membuat mading. Bagiku mading bukan hanya menggunting kertas, tapi kamu juga melatih kreativitasmu sekaligus bisa berkumpul bersama teman-teman yang mengasyikkan. Masih inget dulu suasana masih terasa menyenangkan saat aku bersama mbak Imas, Putri, dan teman-teman yang lain menggunting dan menulis di kertas. Hanya modal kertas, ternyata aku bisa lho jadi lebih baik dengan tahu apa yang aku suka. Faktanya, masih banyak orang yang sudah tua belum tahu hal apa yang disukainya. Bagiku mading bukan hanya hobi, melainkan kamu bisa tahu jati dirimu seperti apa. Kamu bisa kreatif, kamu bisa melatih tanggungjawab, kamu bisa melatih leadership dan teamwork, semua pelajaran bisa kamu dapat dari membuat mading.

Sampai suatu saat ada salah satu temanku SMA yang kebetulan lagi buka usaha scrapbook kecil-kecilan. Waktu itu aku tahunya dari SMA, cuma dia baru buka lowongan kerja pas awal-awal masuk kuliah. Alasanku kerja ya sama kebanyakan seperti pencari kerja lainnya. Mencari pengalaman dan karena suka membuat scrapbook. Setelah berbulan lamanya aku baru dihubungi temanku untuk datang ke rumahnya dan ternyata aku diterima kerja disana.

November 2015
Hari pertama aku bekerja langsung di rumahnya, tepatnya di kamarnya langsung. Kebayang nggak, kamarnya penuh dengan kertas warna-warni, printer, dan segala pernak-pernik Scrapbook yang aku inginkan dari dulu ternyata udah duduk manis disana. Awalnya aku diajari dulu pas itu bikin explosion box. Aku sampai sehari penuh lamanya ngerjain kado ini dan hasilnya bener-bener bikin aku puas dan bangga banget. Seterusnya aku akan ngerjain berbagai macam produk.

Untuk menjawab pertanyaan berapa gaji disana, wah lumayan banget buat hedon bagi anak bokek sepertiku. Gaji disini tergantung berapa jumlah Scrapbook yang kamu buat dalam sebulan. Aku pun harus bolak-balik dari rumahnya untuk membawa pulang dan dibuat ke rumahku. Semua bahan aku bisa ambil dan tinggal ngerjain di rumah. Besoknya baru aku setor untuk segera dikirim. Mungkin memang kelihatan gampang ya? Tapi jangan salah kalau pekerjaan ini juga melelahkan. Buatku yang masih kuliah dengan nyambi kerja awalnya kerasa berat karena belum bisa bagi waktu dengan benar. Kadang bingung mau nyelesaikan tugas atau Scrapbook dulu. Namun seiring berjalannya waktu aku malah bisa lho ngerjain 3 Scrapbook dalam sehari. Modal kerja kreatif kayak gini tuh cuma butuh niat, tenaga, dan perasaan happy aja kok. Tentunya kamu nggak cuma mau enaknya doang bukan? Hasilnya pun aku pakai sebagai uang jajan tiap bulan jadi aku nggak perlu lagi minta sangu ke Mama. 

Lama-kelamaan orderan terus datang dan alhasil kami kewalahan sehingga si bos sekaligus temanku ini menambah pegawai. Selama aku kerja disini anaknya lucu dan seru banget. Ya siapa sih yang nggak seneng punya temen yang sama-sama suka bikin Scrapbook? 


Ini foto pas aku masih semester 1. Dari kiri ada Ayun, Levia, Jennie Blackpink, dan Silvia.
Nggak kerasa banget pokoknya aku udah kerja lama disana. Kamarku sampai penuh sampah kertas dan bau lem. But i'm so happy to enjoy this! Oh iya disini kamu nggak hanya bikin Scrapbook aja, terkadang kami juga mengadakan workshop bersama buat Indakalova, sebutan buat penggemar produk Indakascrapbook. Serunya kita jadi bisa kenalan dan jadi lebih dekat dengan mereka. 

                                      

Yang bermodal kamar saja sekarang Alhamdulillah sudah punya kantor dan pegawai yang banyak. Ada tambahan Bella dan Nindi yang makin menambah keseruan produksi di Indaka. Aku dan mereka pun saling bertukar cerita tentang kuliah dan kejadian apa yang lagi happening. Rasanya memang udah punya keluarga kedua deh.


 


When a hobby become my job, it's pretty awesome!
Tahun terakhir di Indaka, aku beralih jabatan jadi content writer di Indaka. Hal ini aku putuskan karena aku mulai merasa ingin mencoba hal lain dengan melatih tulisanku. Aku beberapa kali menulis konten untuk blog serta caption IG. Menjelang semester akhir aku pun niat memutuskan untuk fokus kuliah dengan resign di Indaka. Namun semua kenangan itu nggak pernah aku lupa, malahan aku malah ketagihan mencoba hal baru yang pernah aku coba sebelumnya. Sama seperti membuat mading, namun efek membuat Scrapbook ini lebih kerasa karena kamu bisa berhubungan dengan orang lain. Mulai dari customer yang suka dengan karya kita, lucunya chat para customer, sampai ada juga revisi dari para customer. Selain itu, setiap akhir bulan selalu diadakan evaluasi dimana setiap orang harus menyarankan saran dan ide agar Indaka bisa lebih bagus ke depannya. 

Indaka Crew 💗💗💗

Kerja itu juga tergantung dengan sikap bosmu yang bikin nyaman atau enggak. Beda kantor pastinya akan beda perilaku bosnya. Sejauh aku kerja disini bosku nggak hanya sebagai leader tapi juga sebagai mentor. Aku pernah cerita kalau aku bosan dengan mata kuliahku. Dan dia mau mendengarkan dengan diselingi pertanyaan, "coba deh kamu pikirin kenapa kamu bisa bosan?"

"Karena dosennya nggak enak"
"Kenapa nggak enak?"
"Karena pelajarannya susah dimengerti"
"Kenapa susah?"
"Hmm, mungkin karena aku kurang belajar sih"
"Kenapa kurang?"
"Aku ngerasanya dosenku gak kasi apa-apa dikelas dia cuma kasi ppt aja"
"Ya harusnya kamu ada cara lain dong biar bisa paham dengan matkulnya"

Dari sini aku paham mengapa ia terus mempertanyakan kenapa. Bahwa semua masalah itu punya alasan tersendiri mengapa bisa terjadi. Kamu hanya mencari akar penyebab dan menemukan solusinya. Cerita ini hanya sebagian kecil mengapa kerja di Indaka memang semenyenangkan itu. Saat ini aku masih berteman baik dengan Levia. Dia pun selalu mendukungku aku untuk terus menulis dan malah pernah menyarankan untuk sering upload di blog. Terimakasih udah kasi aku kesempatan bekerja disini, dari pekerjaan ini aku bisa belajar dan mendapatkan banyak hal.

Semoga sukses terus ya, Lev!








Komentar

Postingan Populer